BAB I
PEMBAHASAN
A. PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Ilmu budaya dasar atau bahasa luarnya di
sebut basic humanities. Kata humanities awalnya berasal dari negara
inggris yang berarti dalam bahasa indonesia adalah sastra. kata
humanities berasal dari bahasa latin yang artinya adalah berbudaya dan
halus. Sastra dalam arti khususnya itu biasa kita gunakan dalam
kebudayaan adalah ekspresi dan isi hati dari perasaan manusia yang
diungkapkan dalam bentuk pandangan cerdas yang dituangkan dalam bentuk
sesuatu hal yang mencerminkan sebuah keindahan, Secara morfologis,
kesusastraan dibentuk dari dua kata, yaitu su dan sastra dengan mendapat
imbuhan ke- dan -an. Kata su berarti baik atau bagus, sastra berarti
tulisan. Secara harfiah, kesusastraan dapat diartikan sebagai tulisan
yang baik atau bagus, baik dari segi bahasa, bentuk, maupun isinya.
Pengertian Sastra Dan Seni Dalam Pengertian Umum
Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan
kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti “teks yang
mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar ‘Sas’ yang berarti
“instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”.
Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau
keindahan tertentu. Yang agak biasa adalah pemakaian istilah sastra dan
sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai
sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental
nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu
contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan
sastra.
Sastra meliputi segala bentuk dan macam
tulisan yang ditulis oleh manusia, seperti catatan ilmu pengetahuan,
kitab-kitab suci, surat-surat, undang-undang, dan sebagainya yang dalam
arti khusus dapat kita gunakan dalam konteks kebudayaan, adalah ekspresi
gagasan dan perasaan manusia. Jadi, sastra adalah hasil budaya dapat
diartikan sebagai bentuk upaya manusia untuk mengungkapkan gagasannya
melalui bahasa yang lahir dari perasaan dan pemikirannya. Selain itu
dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau
sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan
dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk
mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Pengertian Sastra Menurut Para Ahli
- Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah
pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi
kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan
memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
- Semi (1988 : 8)
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil
pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya
menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
- Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau tulisan
yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan,
keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
- Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
- Eagleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus
(belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian
dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan,
dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
- Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau
gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan
peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh
karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
- Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
- Robert Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra itu sebuah kata, bukan sebuah benda
- Sapardi (1979: 1)
Memaparkan bahwa sastra itu adalah
lembaga sosial yang menggunakan bahasa sebagai medium. Bahasa itu
sendiri merupakan ciptaan sosial. Sastra menampilkan gambaran kehidupan,
dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan social.
10. Taum (1997: 13)
Sastra adalah karya cipta atau fiksi yang
bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah
dan berguna yang menandakan hal-hal lain”
Seni pada mulanya adalah proses dari
manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim dari ilmu. Dewasa ini,
seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni
juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang
mengandung unsur keindahan. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga
sulit dinilai. Bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri
peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya, masih bisa
dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan
suatu set peraturan untuk penggunaan medium itu.
Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa
yang pantas dikirimkan dengan ekspresi lewat medium itu, untuk
menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan dengan
cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak
seniman mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa
garis pedoman sudah muncul untuk mengungkap gagasan tertentu lewat
simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang bermakna kematian dan mawar
merah yang berarti cinta). Seni menurut media yang digunakan terbagi 3
yaitu :
- Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau (video art), misalnya seni musik, seni suara,dan seni sastra, puisi dan pantun.
- Seni yang dinikmati dengan media penglihatan (Visual Art) misalnya lukisan, poster, seni bangunan, seni gerak beladiri dan sebagainya.
- Seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran (audio visual art) misalnya pertunjukan musik, pagelaran wayang, film.
Peranan Sastra
Prosa, puisi, lakon, skenario, skripsi,
risalah ilmiah, esei, kolom, berita, surat, proposal, catatan harian,
laporan, pandangan mata, pidato, ceramah, transkripsi percakapan,
wawancara, iklam, propaganda, doa dan sebagainya semuanya jadi termasuk
sastra, karena mempergunakan bahasa. Semua sektor kehidupan, seluruh
aktivitas manusia tak bisa membebaskan diri dari bahasa. Bahkan olahraga
yang jelas-jelas menitikberatkan pada aktivitas raga, tetap saja
membutuhkan bahasa dalam menumbuhkan dan mengembangkan dirinya. Dengan
cakupan yang begitu dahsyat, sastra tidak mungkin tidak berguna.
Demikianlah mahasiswa yang sedang menekuni berbagai jurusan, akan
selalu, suka tak suka berhubungan dengan sastra.
Bagaimana dengan puisi dan prosa yang
merupakan bagian dari kesusastraan (baca: sastra yang indah). Apakah
puisi dan prosa juga berguna bagi semua mahasiswa, sehingga bukan saja
jurusan bahasa dan sastra tapi juga jurusan sosial, ekonomi dan eksakta
berkepentingan mengkaji sastra? Apa seorang yang ingin menjadi insinyur,
dokter, diplomat, pengusaha, perwira, pemimpin politik, ahli hukum,
negarawan dan ulama, perlu membaca sastra?
Kesusastraan (prosa dan puisi)
sesungguhnya terkait dengan seluruh aspek kehidupan. Hanya saja karena
pemaparannya menempuh lajur rekaan imajinasi, sehingga nampak semu. Tapi
dalam kesemuannya itu, sastra merefleksikan fenomena hidup beragam
dengan mendalam, mengikuti cipta-rasa-karsa penulisnya. Untuk itu memang
diperlukan kesiapan: apresiasi, interpretasi dan analisis, sehingga
dunia rekaan di dalam sastra jelas kaitannya dengan seluruh aspek
kehidupan. Kritik sebagai perangkat penting yang sesungguhnya berfungsi
menunjukkan arti kehadiran sastra, kebetulan sangat parah di Indonesia,
sehingga kehadiran sastra semakin tenggelam hanya sebagai hiburan.
Sastra memang memiliki potensi yang hebat untuk menghibur. Dan karenanya
sebagai barang komoditi nilainya tinggi. Kaitannya dengan bisnis dan
industri juga meyakinkan.
Dalam berbahasa pun mulai memperlihatkan
keseragaman berbahasa yang hampir kejakarta-jakartaan bahasanya. Selain
itu sinetron juga memberikan efek bagi psikologis dan psikis
penontonnya. Begitupun budaya sudah semestinya dalam salah satu unsurnya
yang mampu memberikan sumbangan dalam pengembangan bahasa itu sendiri.
Untuk itu perlu kiranya dilihat sejauh mana peranan sastra dan budaya
dalam pengembangan bahasa, khususnya dalam karya-karya sastra sehingga
kita dapat gambaran yang jelas peranan dari kedua hal tersebut.
Hubungan Antara Sastra, Seni dengan Ilmu Budaya Dasar
Hubungan sastra dan seni dengan ilmu
budaya dasar adalah sama-sama memiliki objek yang sama yaitu manusia.
Sama-sama mempelajari hubungan antar manusia melalui suatu komunikasi
yang beraneka ragam macamnya. dan bayangkan jika manusia hidup tanpa
seni. Jika manusia hidup tanpa bisa menyalurkan ekspresi mereka atau
tidak bisa berkomunikasi dengan manusia lainnya, maka akan menggangu
kejiwaan atau psikologis manusia tersebut.
Masalah sastra dan seni sangat erat
hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi – materi yang diulas
oleh ilmu budaya dasar ada yang berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya
Indonesia sanagat menunjukkan adanya sastra dan seni didalamnya. Latar
belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia
berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
- Kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial, kesukaan, dan kedaerahan .
- Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya .
- Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah diciptakannya.
B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Istilah prosa banyak padanannya. Kadang
disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam
bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan
dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang
mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya
khayal atau imajinasi. Istilah cerita rekaan umumnya dipakai untuk
roman, atau novel, atau cerita pendek.
A. Pengertian Prosa
Prosa adalah suatu jenis tulisan yang
dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya
lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya.
Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus
terang”. Prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau
ide. Karena itu, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah,
novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa
juga dibagi dalam dua bagian,yaitu prosa lama dan prosa baru,prosa lama
adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat,dan
prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun.
B. Jenis-jenis Prosa
Di dalam kesusastraan bahasa Indonesia kita, ada beberapa macam prosa antara lain:
- Prosa naratif : karangan yang isinya menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah – olah mengalami kejadian yang diceritakan itu.
- Prosa deskriptif : karangan yang isinya menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seolah – oleh melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
- Prosa eksposisi : karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan sejelas – jelasnya.
- Prosa argumentatif : karangan yang berisi idea tau gagasan yang dilengkapi data – data kesaksian bertujuan mempengaruhi pembaca untuk menyatakan persetujuannya.
- Prosa Persuasif : karangan yang disampaikan dengan cara – cara tertentu, bersingfat ringkas, menarik pembaca, hingga pembaca terhanyut oleh siratan ininya.
Tetapi dari sekian banyaknya jenis-jenis
prosa ini hanya ada 2 jenis prosa yang paling sering dibahas, yaitu
prosa lama dan prosa baru.
C. Komponen Dalam Prosa Lama
a. Sejarah
Sejarah (tambo), adalah salah satu bentuk
prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah.
Cerita yang diungkapkan dalam sejarah bisa dibuktikan dengan fakta.
Selain berisikan peristiwa sejarah, juga berisikan silsilah raja-raja.
Sejarah yang berisikan silsilah raja ini ditulis oleh para sastrawan
masyarakat lama. Contoh : Sejarah Melayu karya datuk Bendahara Paduka
Raja alias Tun Sri Lanang yang ditulis tahun 1612.
b. Kisah
Kisah, adalah cerita tentang cerita
perjalanan atau pelayaran seseorang dari suatu tempat ke tempat lain.
Contoh : Kisah Perjalanan Abdullah ke Negeri Kelantan, Kisah Abdullah ke
Jedah.
c. Dongeng
Dongeng, adalah suatu cerita yang bersifat khayal. Dongeng sendiri banyak ragamnya, yaitu sebagai berikut :
*Fabel, adalah cerita lama yang
menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula disebut
sebagai cerita binatang). Contoh : Kancil dengan Buaya, Kancil dengan
Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan
Serigala, Burung bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dan
lain-lain.
*Mite (mitos), adalah cerita-cerita yang
berhubungan dengan kepercayaan terhadap sesuatu benda atau hal yang
dipercayai mempunyai kekuatan gaib. Contoh : Nyai Roro Kidul, Ki Ageng
Selo, Dongeng tentang Gerhana, Dongeng tentang Terjadinya Padi, Harimau
Jadi-Jadian, Puntianak, Kelambai, dan lain-lain.
*Legenda, adalah cerita lama yang
mengisahkan tentang riwayat terjadinya suatu tempat atau wilayah. Contoh
: Legenda Banyuwangi, Tangkuban Perahu, dan lain-lain.
*Sage, adalah cerita lama yang
berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan,
kesaktian dan keajaiban seseorang. Contoh : Calon Arang, Ciung Wanara,
Airlangga, Panji, Smaradahana, dan lain-lain.
*Parabel, adalah cerita rekaan yang
menggambarkan sikap moral atau keagamaan dengan menggunakan ibarat atau
perbandingan. Contoh : Kisah Para Nabi, Hikayat Bayan Budiman,
Bhagawagita, dan lain-lain.
*Dongeng jenaka, adalah cerita tentang
tingkah laku orang bodoh, malas atau cerdik dan masing-masing dilukiskan
secara humor. Contoh : Pak Pandir, Lebai Malang, Pak Belalang, Abu
Nawas, dan lain-lain.
d. Cerita pelipur lara
Suatu karya sastra yang berisikan
kejenakaan. Karya sastra ini bertujuan untuk melipur lara atau membuat
pembaca melupakan sedihnya.
e. Hikayat
Hikayat adalah cerita karya sastra lama
yang berbentuk riwayat yang mengisahkan hal-hal di luar kenyataan yang
berkembang di lingkungan istana. Ciri-ciri hikayat yaitu:
- Bersifat istana centris.
- Anonim (nama pengarang tidak dicantumkan).
- Berkembang secara stetis.
- Bersifat imajinatif, bersifat khayalan.
- Lisan, karena disebarkan dari mulut ke mulut.
- Berbahasa klise, meniru bahasa penutur sebelumnya.
a. Roman
Roman adalah bentuk prosa baru yang
mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam
roman, pelaku utamanya sering diceritakan mulai dari masa kanak-kanak
sampai dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Roman mengungkap adat
atau aspek kehidupan suatu masyarakat secara mendetail dan menyeluruh,
alur bercabang-cabang, banyak digresi (pelanturan). Roman terbentuk dari
pengembangan atas seluruh segi kehidupan pelaku dalam cerita tersebut.
Berdasarkan kandungan isinya, roman dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut:
*Roman transendensi, yang di dalamnya
terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang
dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh: Layar Terkembang oleh
Sutan Takdir Alisyahbana, Salah Asuhan oleh Abdul Muis, Darah Muda oleh
Adinegoro.
*Roman sosial adalah roman yang
memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan
mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh:
Sengsara Membawa Nikmat oleh Tulis St. Sati, Neraka Dunia oleh
Adinegoro.
*Roman sejarah yaitu roman yang isinya
dijalin berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau
kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh: Hulubalang Raja oleh Nur
St. Iskandar, Tambera oleh Utuy Tatang Sontani, Surapati oleh Abdul
Muis.
*Roman psikologis yaitu roman yang lebih
menekankan gambaran kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku
tokoh utamanya. Contoh: Atheis oleh Achdiat Kartamiharja, Katak Hendak
Menjadi Lembu oleh Nur St. Iskandar, Belenggu oleh Armijn Pane.
*Roman detektif merupakan roman yang
isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering
menjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar
berbagai kasus kejahatan. Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan oleh
Suman HS, Percobaan Seria oleh Suman HS, Kasih Tak Terlerai oleh Suman
HS.
b. Novel
Novel berasal dari Italia. yaitu novella
‘berita’. Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian
kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang
mengandung konflik. Konflik atau pergulatan jiwa tersebut mengakibatkan
perobahan nasib pelaku. lika roman condong pada idealisme, novel pada
realisme. Biasanya novel lebih pendek daripada roman dan lebih panjang
dari cerpen. Contoh: Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh
Pramoedya Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh
Iwan Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
c. Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang
menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan
paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan
tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh:
Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman
Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya
Surau Kami oleh A.A. Navis.
d. Riwayat
Riwayat (biografi), adalah suatu karangan
prosa yang berisi pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri
(otobiografi) atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil
hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia. Contoh: Soeharto Anak
Desa, Prof. Dr. B.J Habibie, Ki Hajar Dewantara.
e. Kritik
Kritik adalah karya yang menguraikan
pertimbangan baik-buruk suatu hasil karya dengan memberi alasan-alasan
tentang isi dan bentuk dengan kriteria tertentu yang sifatnya objektif
dan menghakimi.
f. Resensi
Resensi adalah pembicaraan / pertimbangan
/ ulasan suatu karya (buku, film, drama, dll.). Isinya bersifat
memaparkan agar pembaca mengetahui karya tersebut dari berbagai aspek
seperti tema, alur, perwatakan, dialog, dll, sering juga disertai dengan
penilaian dan saran tentang perlu tidaknya karya tersebut dibaca atau
dinikmati.
g. Esai
Esai adalah ulasan / kupasan suatu
masalah secara sepintas lalu berdasarkan pandangan pribadi penulisnya.
Isinya bisa berupa hikmah hidup, tanggapan, renungan, ataupun komentar
tentang budaya, seni, fenomena sosial, politik, pementasan drama, film,
dll. menurut selera pribadi penulis sehingga bersifat sangat subjektif
atau sangat pribadi. dan tidak boleh di sentuh oleh siapa pun.
C. NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Sebagai seni yang bertulang punggung
cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak
langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan lain
prosa mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra.
A. Pengertian Prosa Fiksi
Prosa Fiksi adalah kisahan atau ceritera
yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta
tahapan dan rangkaian ceritera tertentu yang bertolak dari hasil
imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu ceritera. (aminuddin,
2002:66). Sedangkan M. Saleh Saad dan Anton M. Muliono (dalam Tjahyono,
1988:106) mengemukakan pengertian prosa fiksi (fiksi, prosa narasi,
narasi, ceritera berplot, atau ceritera rekaan disingkat cerkan) adalah
bentuk ceritera atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan,
peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya imajinasi.
Pengertian lain dikemukakan oleh
Sudjiman, (1984:17) yang menyebut fiksi ini dengan istilah ceritera
rekaan, yaitu kisahan yang mempunyai tokoh, lakuan, dan alur yang
dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi, dalam ragam prosa. Logika
dalam prosa fiksi adlah logika imajnatif, sedangkan logika dalam
nonfiksi adalah logika factual.Prosa
fiksi dapat dibedakan atas pendek dan novel. Ada juga yang memilahnya
menjadi tiga, selain cerpen, dan noel, tersebut juga istilah roman.
Prosa fiksi adalah prosa yang mempunyai
nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Prosa fiksi ialah prosa
yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Isi cerita tidak
sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan
narasi sugestif atau imajinatif. Prosa fiksi berbentuk cerita pendek
(cerpen), novel, dan juga dongeng.
Sebagai seni yang bertulang punggung
cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak
langsung membawakan moral, pesan atau cerita. Dengan kata lain prosa
mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra.
B. Nilai-nilai dalam Prosa Fiksi
- Prosa fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang diperoleh
dan membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana
mengalaminya sendiri peristiwa itu peristiwa atau kejadian yang
dikisahkan. Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal
daerah atau tempat yang asing, yang belum dikunjunginya atau yang tak
mungkin dikunjungi selama hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal
tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah lakunya atau mungkin rumit
perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
- Prosa fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan sejenis infonnasi yang
tidak terdapat di dalam ensildopedi. Dalam novel sering kita dapat
belajan sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik
tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehidupan
yang akan datang atau kehidupan yang asing sama sekali.
- Prosa fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat menstimuli imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
- Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi seseorang dapat menilai
kehidupan berdasarkan pengalamanpengalaman dengan banyak individu.
Fiksi juga memungkinkan labih banyak kesempatan untuk memilih
respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda
daripada apa yang disajikan dalam kehidupan sendiri.
C. Contoh Karya Sastra
- Beberapa pilihan puisi Chairil Anwar dalam Deru Campur Debu (1949)
Aku
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan akan akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
- Pantun Agama
Malam hari lihat bulan
Melihat bulan bersama-sama
Jika ingin disayang Tuhan
Berbuat baiklah pada sesama
D. Contoh Prosa
Dongeng
Pogi yang Malang
Pogi adalah pemuda yang malas. Kerjanya
hanya makan, tidur, dan bermain-main. Ayah dan ibunya tidak melarang
sebab mereka adalah keluarga kaya. Apa saja kemauan Pogi selalu
dituruti.
Suatu pagi, Pogi pergi bermain ke hutan.
Di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang pengembara yang membawa
lima karung yang berat.
”Hai, pemuda ! Maukah kau menolongku membawa karung ini ke kota ? ”tanya pengembara itu.
Pogi pura-pura tidak mendengar. Ia tetap berjalan perlahan sambil mengamati tumbuhan.
”Nak, aku akan memberimu salah satu dari kantong ini. Silahkan pilih!”
Pogi masih pura-pura tidak mendengar.
Huh! Tadi minta tolong sekarang malah mau memberi karung. Paling-paling
isinya Cuma sampah, bati Pogi.
” Anak muda, karungku yang bertali merah
ini berisi ramuan obat segala penyakit, sedangkan yang bertali biru
berisi bibit padi segala musim. Atau kamu mau karung dengan tali
berwarna putih? Ini berisi kain sutera pilihan, yang bertali hijau
berisi aneka macam penyedap masakan, dan yang berwarna kuning berisi
emas permata. Nah, pilihlah salah satu!”
”Ah, baiklah.”kata Pogi semangat. ”Aku pilihyang berwarna kuning aja.”
”Apakah kamu yakin karung ini membawa keberuntungn bagimu?”
”Sangat yakin. Sudahlah, cepat berikan. Aku tidak sabar membawanya pulang .”omel Pogi .
Pengembara itu menyerahkan karung yng
bertali kuning. Pogi langsung membawa karung itu pergi tanpa berterima
kasih. Setelah agak jauh, dibukanya karung itu. Ah, betapa
gembiranyaPogi saat melihat banyak emas di dalamnya. Pogi lalu
melanjutkan perjalanan pulang.
Tiba-tiba…
”Pokoknya kalau bertemu orang kaya, kita rampok saja.” kata salah satu orang.
Pogi yang mendengar suara itu,
cepat-cepat bersembunyi. Setelah kedua orang itu berlalu, Pogi segera
keluar dari persembunyiannya. Ia meneruskan dengan tergesa-gesa dan
takut. Sampailah Pogi di tepi sungai. Di tempat penyeberangan itu tampak
sepi. Hanya ada tiga penarik perahu.
”Sepi sekali hari ini.”ujar yang bertubuh paling kecil.
”Benar tidak seperti bisanya.” jawab yang berambut keriting.
”Bagaimana kalau kita rampok saja orang yang menyeberang dengan perahu kita ini ?” tanya yang bertubuh kekar.
Ketiga penarik perahu tertawa
terbahak-bahak. Mendengar hal itu Pogi semakin ketakutan. Diambilnya
jalan pintas. Pogi berenang menuju ke seberang sungai. Sesampainya di
tengah sungai, seekor buaya menuju ke arahnya.
Tanpa ragu-ragu, Pogi memukul moncong
buaya itu dengan karung yang dipanggulnya. Buaya itu malah membuka
moncongnya. Pogi tak banyak berpikir. Dilemparnya karung berisi emas itu
ke arah buaya. Lemparan tepat sekali. Buaya itu kesulitan mengunyah
karung. Pogi merasa musuhnya lengah. Ia berenang ke tepian secepatnya.
Sejak kejadian itu, Pogi menjadi sadar.,
ternyata emas tidak mendatangkan keberuntungan baginya. Justru
mendatangkan bahaya. Sejak itu Pogi menjadi rajin dan bijaksana.
D. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran
Ilmu Budaya Dasar tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan
pengajaran sastra dan apresiasnya yang murni. Puisi dipakai sebagai
media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema-tema atau
pokok bahasan yang terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
1. Pengertian Puisi
Puisi (dari bahasa Yunani Kuno:
ποιέω/ποιῶ (poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana bahasa
digunakan untuk kualitas estetiknya untuk tambahan, atau selain arti
semantiknya. Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenal
kehidupan manusia, alam, dan Tuhan melalui media bahasa yang
artistic/esthetic, yang secara padu dan utuh dipadatkan kata – katanya.
Puisi adalah bentuk karangan yang tidak
terikat oleh rima, ritme ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa
yang padat. Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan penggunaan
sengaja pengulangan, meter dan rima adalah yang membedakan puisi dari
prosa. Namun perbedaan ini masih diperdebatkan. Beberapa ahli modern
memiliki pendekatan dengan mendefinisikan puisi tidak sebagai jenis
literatur tapi sebagai perwujudan imajinasi manusia, yang menjadi sumber
segala kreativitas. Selain itu puisi juga merupakan curahan isi hati
seseorang yang membawa orang lain ke dalam keadaan hatinya.
Baris-baris pada puisi dapat berbentuk
apa saja (melingkar, zigzag dan lain-lain). Hal tersebut merupakan salah
satu cara penulis untuk menunjukkan pemikirannnya. Puisi kadang-kadang
juga hanya berisi satu kata/suku kata yang terus diulang-ulang. Bagi
pembaca hal tersebut mungkin membuat puisi tersebut menjadi tidak
dimengerti. Tapi penulis selalu memiliki alasan untuk segala ‘keanehan’
yang diciptakannya. Tak ada yang membatasi keinginan penulis dalam
menciptakan sebuah puisi. Ada beberapa perbedaan antara puisi lama dan
puisi baru.
Namun beberapa kasus mengenai puisi
modern atau puisi cyber belakangan ini makin memprihatinkan jika ditilik
dari pokok dan kaidah puisi itu sendiri yaitu ‘pemadatan kata’.
kebanyakan penyair aktif sekarang baik pemula ataupun bukan lebih
mementingkan gaya bahasa dan bukan pada pokok puisi tersebut. Didalam
puisi juga biasa disisipkan majas yang membuat puisi itu semakin indah.
Majas tersebut juga ada bemacam, salah satunya adalah sarkasme yaitu
sindiran langsung dengan kasar. Dibeberapa daerah di Indonesia puisi
juga sering dinyanyikan dalam bentuk pantun. Mereka enggan atau tak mau
untuk melihat kaidah awal puisi tersebut.
2. Kreativitas Penyair Dalam Membangun Puisinya
- Figura bahasa : seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
- Kata-kata yang ambiguitas : yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
- Kata-kata berjiwa : yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
- Kata-kata yang konotatif : yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
- Pengulangan : berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
- Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
Perekaman dan penyampaian pengalaman
dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. lni berarti bahwa
manusia senantiasa ingin memiliki salah satu kebutuhan dasamya untuk
lebih menghidupkan pengalaman hidupnya dari sekedar kumpulan pengalaman
langsung yang terbatas. Dengan pengalaman perwakilan itu sastra/puisi
dapat memberikan kepada para mahasiswa memiliki kesadaran
(insight-wawasan) yang penting untuk dapat melihat dan mengerti banyak
tentang dirinya sndiri dan tentang masyarakat.
- Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
Dengan membaca puisi mahasiswa dapat
diajak untuk dapat menjenguk hati/pikiran manusia, baik orang lain
maupun did sendiri, karena melalui puisinya sang penyair menunjukkan
kepada pembaca bagian dalam hati manusia, ia menjelaskan pengalaman
setiap orang.
- Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi juga memberikan kepada manusia
tentang pengetahuan manusia sebagai mahluk sosial, yang terlibat dalam
isue dan problem sosial. Secara imaginatif puisi dapat menafsirkan
situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa ;
- penderitaan atas ketidak adilan
- perjuangan untuk kekuasaan
- konflik dengan sesamanya
- pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Contoh karya Rendra dengan puisinya
“episode” misalnya, melukiskan betapa kemesraan cinta begitu merasuk
kedalam jiwa dua sejoli muda – mudi yang sedang menjalin cinta. Cinta
kasih itu kadang – kadang tidak berdiri sendiri, ia sering berpadu
dengan nilai – nilai kemanusiaan yang lain seperti penderitaan
(kesepian, kesedihan, keputusasaan, dll)
Kami duduk berdua
di bangku halaman rumah
pohon jambu di halaman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya
angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran
tiba – tiba ia bertanya :
“mengapa sebuah kancing bajumu lepas terbuka ?”
aku hanya tertawa
lalu ia sematkan dengan mesra
sebuah peniti menutup bajuku
sementara itu
aku bersihkan
guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya.
BAB II
PENUTUP
Demikianlah makalah yang penulis tulis
mengenai “Konsepsi Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan”. Kiranya
makalah penulis dapat digunakan sebagaimana harusnya. Penulis berharap
agar melalui makalah ini, generasi penerus bangsa Indonesia dapat lebih
memahami apa itu ilmu budaya dasar dan segala hal yang berkaitan
dengannya.
Penulis memohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata dalam penyampaian makna. Kritik dan saran dari pembaca,
penulis terima dengan ikhlas.